SESEORANG
Taman ini dulunya tempat aku menghabiskan
penatku dikala senja telah hadir menyapa. Menusuk kedalam jiwa-jiwa yang
terbujur kaku menatap cahaya. Dalam kesepian aku duduk di bangku ini melihat
utara, ingin ku berharap tak ada lagi petang yang datang mengerumuni tiada
henti. Selayaknya bagi jiwa yang telah menancapkan dirinya dibidang pengorbanan
dan kesetiaan selalu ada saja rindu yang sengaja membuat pilu. Kini aku melihat
taman ini tak seindah dahulu, tak seindah ketika aku kecil dan berlari menuju
cahaya berebut dengan lalat. Yang hinggap di lampu-lampu kota.
DALANG
Kesepian adalah mahkota para raja. Kesepian
adalah senjata para polisi. Kesepian adalah jabatan bagi orang rakus. Kesepian
adalah anyaman bagi pengrajin. Kesepian adalah gerobak bagi tukang rongsok.
Kesepian adalah malam dimana tak ada lagi bintang, dan kesepian adalah nyawa
yang terhanyut kemudian hilang.
SESEORANG
Berisik, tak cukupkah engkau menjadikan aku
sebagai aktor yang kesepian? Kemudian engkau malah bersenang-senang dengan
bidadari cantik dan agungmu itu?
DALANG
Tunggu sebentar..
Jangan emosi seperti itu kalau berbicara..
Sebenarnya aku mempunyai banyak peranan yang
lebih cocok untuk kamu. Tapi apakah kamu mau untuk memainkan peranan tersebut?
Kalau tidak mau aku tak mau paksakan dan lebih baik aku cari saja orang lain
yang ingin memerankan peran tersebut.
SESEORANG( agak sombong)
Kalau itu mau kamu dalang..
Silahkan, jadikanlah aku sebagai kelinci
percobaan atau orang yang terpenjara di sekolahnya sendiri bahkan di rumahnya
sendiri. Kemudian aku tidak bisa keluar dengan ucapan namun mesti dengan surat
ajuan kepada pihak yang berwenang guna minta ijin sebentar untuk kebelakang dan
di bawahnya ditulisi tanda tangan guru atau orang tua bersangkutan.
DALANG
Bukan, itu terlalu susah untuk kebebasan.
Negeri ini negeri DEMOKRASI, bukan begitu penonton? kita sudah tak bisa di
kekang kembali di negeri ini. Nikmatilah kebebasan yang sengaja digelorakan
oleh para seniman di pinggiran. Tak cocok peranan yang kamu minta itu di
pentaskan di negeri demokrasi ini. Malah kamu akan ditertawakan seperti seorang
bayi yang sedang belajar bicara dan berjalan.
SESEORANG
Lalu peranan apa yang akan kamu berikan kepada
saya, atuh dalang?
DALANG
Pentas kali ini biarlah kamu menjadi seorang
yang kesepian terlebih dahulu dan mengenang masa lalumu dengan bait-bait kata
yang telah hilang di taman ini. Bukankah engkau mencintai taman ini layaknya
cinta pada Ibu dan ayahmu yang telah tiada?
Kemudian di pentas selanjutnya, aku akan
jadikan kamu sebagai seorang kepala daerah yang amat kaya raya dan bijaksana.
Nanti aku akan suruh penata artistik kita untuk menyiapkan baju yang cocok
untuk dipakai seorang kepala daerahseperti kamu. Namun aku minta peran itu tak
selamanya melekat dan jadi kebanggaan atau ciri khasmu ketika dikenal banyak
orang. Ada kurang lebih satu peran lagi yang ingin aku berikan kepada kamu.
Nanti aku akan cari dulu naskahnya.
SESEORANG
Silahkan, silahkan ...
Aku berbangga hati mendengarnya Pak Dalang..
(Kemudian tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang
pelan terdengar. Kemudian semakin keras semakin cepat menggentarkan daun
telinga para penonton)
SESEORANG
Alfara, alfara, alfara..
Aku merasakan bau tubuhmu dan derap langkahmu
yang kini menjadi abu. Engkau hilang dari ruang dengarku ketika tak ada lagi
musik yang dapat aku senandungkan selain musik keheningan darimu yang biasa
engkau perdengarkan ketika setiap kali kita bermain di pematang sawah melihat
ikan berenyit berlarian saling kejar
dan engkau minta padaku agar aku bisa mengambilnya untukmu. Aku ingat betul
semua itu sampai sekarang teman kecilku.
PEREMPUAN
Kau masih ingat dengan aku rupanya?
Aku sengaja pergi menjauh dari hidupmu agar
aku dapat tersingkir dari pikiran yang korupmu itu. Cita-cita yang tinggi
menguasai bumi dengan jadi anggota pembuat surat undangan. Mungkin seperti
itulah kurang lebihnya. Aku tak mengerti dengan kata-katamu sekarang yang
tengah berubah jungkir balik ketika kamu telah mengetahui dan hidup di kota.
Sementara desamu yang membawa kehangatan kecilmu itu di sia-siakan begitu saja?
Engkau sekarang sudah banyak berubah. Memakai
dasi beralaskan sepatu merk luar negeri. Padahah dulu engkau bermain denganku,
hanya beralaskan sendal capit swallow saja. Dan dasimu hanyalah samping ibumu
yang sering aku tarik ujungnya seperti bermain kuda.
SESEORANG
Jangan bilang itu lagi kepadaku. Aku sekarang
kesepian melihat taman kota ini yang dulunya ramai dengan para pengunjung
sebaya aku. Ketika 20 tahun lalu.
PEREMPUAN
Ternyata memori itu tak dapat kau reset dari
otakmu. Engkau telah menipu diri sendiri dengan menyembunyikan kesepianmu itu.
Padahal aku bisa membawamu ke masa lalu yang indah itu.
Dan menyembunyikan segala kebencianmu tentang
hidup. Pikiranmu telah di pabrikkan seperti rokok. Kemudian di bungkusnya
dengan segel rapih.
(Kemudian
sang PEREMPUAN menghilang dari tengah-tengah penonton dan pergi tanpa jejak
yang tersisa. Namun kepergiannya itu menimbulkan tanda tanya yang sangat besar
kepada diri SESEORANG. Siapakah dia yang datang itu)
SESEORANG
Siapakah kau sebenarnya. Aku tak dapat melihat
wujud aslimu dengan mata telanjangku. Dadaku sesak setelah aku mendengar
gaungan suaramu.
SETAN( masuk dengan diiringi musik)
Sudah berapa lama kau tertidur pulas teman???
Satu, dua, atau tiga tahunkah?
Mungkin tidak..
Aku hanya ingin mengajakmu kembali saja. Akan
aku antarkan kamu kerumahmu sampai hilang rasa lelah.
SESEORANG
Apah aku tertidur pulas???
Bukankah aku tengah berbicara denganmu...
Manabisa aku tertidur begitu mudah saja???
SETAN
Engkau tak percaya denganku??
Aku yang biasa mengajak kamu kepada jalan
salah. Namun sayang, aku kasihan padamu. Dosa-dosamu telah menggunung tinggi.
Hingga neraka mana lagi yang cocok untuk kamu tinggal. Bangunlah cepat dari
tidurmu.
Dunia mimpimu telah berakhir, sebentar lagi
ayam segera berkokok dan matahari segera gagah di timur. Cepat bangunlah.
0 komentar:
Posting Komentar